Sabtu, 15 November 2014

Si Anak Yatim

Bapak dan Ibu yang saya cintai,
Selalu kami lakukan yang terbaik, karna kami tak ingin melukai perasaan Bapak dan Ibu.
Itulah yang bisa kami berikan.

Bapak dan Ibu yang saya sayangi, Ijinkan saya berbagi kisah ini…
Saya putra ketiga dari  orang tua yang keduanya sangat sederhana…
Dulu bapak saya kerja sebagai kuli bangunan, hingga sampai pada usia 36 tahun bapak saya meninggal …
Masih muda, belum sempat saya di ajarkan membaca dan menulis oleh beliau, karena kurang lebih 5 tahun Bapak sudah sakit dan sulit bagi beliau untuk mengajarkan saya, mengaji, solat,  membaca dan menulis. hingga saya sempat tak naik kelas 1 ke kelas 2 saat itu karena badan saya yang kecil mungil dan teman - teman sering memanggil saya si kancil. namun saya kancil yang tidak pintar.
Setelah kepergian bapak, Kakak laki - laki pertama saya terpaksa harus mengakhiri pendidikanya di kelas 3 SMP. padahal kakak saya cukup pintar dan berprestasi.
begitupun kakak kedua perempuan saya,  harus rela tinggal bersama kakak ibu saya demi bisa melanjutkan ke tingkat SMP. hingga sampai pada saat ini saya selalu meneteskan air mata saya jika harus mengisahkan kakak perempuan saya. karena kisah hidup memperjuangkan sekolahnya bisa kita gambarkan dalam legenda “Bawang merah dan Bawang putih”. cukup !!! saya tak ingin melanjutkanya.
Sejak ditinggal kepergian Bapak, harapan kami bertiga adalah Ibu.
Ibu sangat mencintai kami bertiga, seingat saya Ibu tak pernah ada kata lelah untuk mengurusi kami bertiga.
Seingat saya, selepas solat subuh Ibu bergegas menggunakan baju plastik dan mulai berangkat ke kebun sebgai buruh pemetik teh. sangat prihatin, karena udara pegunungan di pagi hari sangat menusuk hingga ketulang,dan Ibu saat itu kurus, dan sering mengeluh karena lelah dan sakit - sakit di badan,bahkan tak jarang tanganya terluka terkena pisau unutk memetik teh.
Menjadi buruh teh memang tak seberapa, 1 kg hasil memetik pucuk teh dihargai Rp. 200,- dan Ibu rata - rata cuma sanggup mendapatkan 20 kg. namun apapun harus kita syukuri saat itu…
Singkat cerita sempat keputusasaan menghampiri pikiran Ibu yang memutuskan untuk bekerja ke Arab Saudi. Seminggu sebelum keberangkatan Kakak paling tua Ibu saya mencegah dan menjemput paksa Ibu dari penampungan karena keluarga tak ingin Ibu saya bekerja disana.
Saat itu pukul 8 malam, saya tinggal bertiga; nenek, anak bibi dan saya di rumah panggung orang tua saya. dalam suasana hening tanpa hiburan apapun lampu 5 watt menghiasi bilik bambu rumah. tiba - tiba, terdengar dari luar memanggil - manggil nama saya, akhirnya Ibu saya kembali kerumah… Terimakasih Ya Alloh dalam pikiran saya saat Ibu memeluk saya dan meminta maaf karena menelantarkan saya. suasana malam itu tampak terharu dibaluti tetesan air mata yang terus mengukir tangisan…
(Ibu memang tegar sejak almarhum bapak sakit  memang sudah terbiasa bekerja sebagai pembantu rumah tangga. dan saya pun cukup terbiasa ditinggal untuk sekian bulan lamanya ditinggal Ibu bekerja di kota.
Dua Tahun setelah kepergiaan Bapak, Ibu menikah lagi dengan seorang duda, tentunya ada sandaran harapan bisa membantu kesulitan ini. saya dan kedua kakak saya pun mengijinkan Ibu menikah karena usia Ibu yang masih muda dan semoga saja ada keajaiban. namun harus kami akui yang namanya Bapak tiri memang seperti itulah, tak jarang keadaanpun menjadi tambah sulit atas sikap dan perilaku yang tak ingin kami lihat dari sosok seorang Bapak Tiri. tapi Ibu tak pernah berpikir untuk mengakhiri hubungan pernikahan ini justru Ibu secara pelan - pelan memberikan contoh perilaku yang baik kepada Bapak tiri saya.
Ibu memang benar - benar kelelahan, hingga Ibu jatuh sakit, kami pikir ibu hanya sakit biasa namun ternyata sakitnya berlanjut hingga berbulan - bulan, akhirnya Ibu dibawa kerumah nenek dengan harapan saudara - saudara yang tinggal dikota mau membantu. ( kakek dan nenek serta keluarga Ibu memang termasuk keluarga berada, sawah yang terhampar luas,  kebujn yang cukup luas, dan saudara - saudara kandung Ibu tinggal di Kota dan bekerja sebagai pegawai kantoran. diantara 8 saudara, cuma Ibu yang nasibnya tak seberuntung saudara lain.) harapan mendapat bantuan, malah sebaliknya keluarga Ibu, baik kakek maupun nenekmemang terkenal dengan sifat pelit nya. bahkan harta yang cukup pun tak ada nurani untuk membawa Ibu kerumah Sakit, akhirnya Ibu saya harus berobat dengan obat warung dan tradisional, sesekali di periksa ke bidan. entah penyakit apa yang ada dalam tubuh Ibu, yang pasti perut Ibu membuncit, rambutnya rontok, dan kurus … Ya Alloh … (gak sanggup saya menulis ini). kami bertiga pun sebagai anak ibu sudah ikhlas dan pasrah jika suatu hari, jam, menit, bahkan detik Ibu harus menyusul Bapak. tak henti lantunan surat yasin Kami bacakan disaat Ibu sedang kejang - kejang dan alhamdulilah Ibu perlahan tenang dan keadaanya berangsur normal … hari demi hari kami bertiga bergantiang mengurus Ibu. sekolah saya yang berada didesa yang jaraknya sekitar 15Km dari rumah nenek, terpaksa saya lalui dengan menaiki sepeda, tak jarang daya berjalan kaki karena tak ada yang memberi saya sepeser pun ongkos. padahal ongkos angkutan desa saat itu Rp. 300, -.  tak jarang saya melewati tanjakan dan jalan yang berbatu penuh semak untuk bisa bersekolah. setahun sudah Ibu sakit Kuning begitu orang bilang. alhamdulilah Ibu diberi kesehatan dan hari demi hari Ibu tampak bernafsu makan dan rambut yang dulu rontok mulai tumbuh kembali. saya dan kakak sangat bersyukur … sejak ibu sudah sembuh, Ibu memutuskan berjualan gorengan, lontong setiap pagi berjualan muali di  titiipkan ke warung, dan saya pun sangat senang karena Ibu bisa memberi uang jajan sebesar Rp.900  SD kelas 6 tahun 2003. selam 6 tahun baru 900 perak merupakan uang jajan terbesar saya,ditahun 2003 di era moderen tentunya. tapi saya selalu bersyukur… karena 900saya bagi menjadi tiga. 300 ongkos PP Angkutan Desa,dan 300 untuk jajan, sering saya ngiler melihat teman teman yang jajanya banyak saya pun kebablasan jajan sampai 600. sedangkan  teman - teman lain sudah dibekali Rp.3000 . pada saat itu. (bisa dibayangkan). terpaksa saya pulang sekolah dengan berjalan kaki 15 Km. (xixixi…) Ibu marah, dan akhirnya saya disuruh sambil berjualan dagangan Ibu. dan saya bisa memakan jika ada jualan sisa.
Saat usaha jualan ibu sedang baik, Ibu dan saya serta kakak saya diusir oleh kakek dan nenek. karena atas hasutan kakak Ibu saya yang tak suka melihat usaha Ibu berjualan.  dan kami pun ikhlas…
saat itu sore hari kami menyewa sebuah mobil bak terbuka untuk membawa perabotn kami. sesampainya di desa, pemandangan yang kami lihat adalah rumah panggung, halaman yang sudah dipenuhi rumuput -rumput tinggi, sarang laba, dan keseluruhan rumah panggung yang hampir setahun lebih kami pinjamkan kepada para pekerja buruh perkebunan salak. tampak kotor tak terurus,. singkat cerita kami pun memulai kehidupan dirumah panggung itu. bapak tiri mulai memahami dan mengerti keadaan kami, dan karena kesabaran Ibu, dan sikap kami bertiga yang tak pernah memusuhi dia membuat hati sang bapak tiri mulai melemah. dan mencoba menjadi seorang suami sebagai mana mestinya. suatu kebanggan bagi kami,tak perlu memberi kami uang, kami hanya ingin Ibu dicintai dan disyangi saja sudah cukup buat kami. ibu melanjutkan  usaha jalanya dan alhamdulilah jualan ibu membantu perkeonomian keluarga kami.
singkat cerita, saya menginjak SMP, keadaan seperti biasa naik turun, dan saya pun tetap prihatin dengan berjalan kaki sejauh 15 km ke SMP karena saya kembali tinggal di desa. sepulang sekolah saya memunguti daun - daun cengkih untuk di jual. keadaan memang prihatin, bekal uang sekolah saya hanya Rp. 2000 itu artinya ongkos pp  1000 dan untuk jajan 1000, karena tak cukup saya memutuskan tetap berjalan kaki ke sekolah, jadi disekolah saya bisa jajan dan kewajiban yang harus dibayar yaitu seperti uang kas dan lain - lain. sejak SMP saya mulai mengasah bakat terpendam saya, saya salah satu murid kelas 1 yang bisa bermain gitar, akhirnya saya diajak untuk bergabung membentuk band bersama teman - teman dari kelas lain. saya pun berani bernyanyi di muka umum tak berpikir dari mana saya berasal saya ikut dengan orang - orang kaya saat itu. karena kesibukan, sya sering pulang sore, dengan berjalan kaki dan sampai dirumah pukul 5 sore, Ibu marah karena saya jadi jarang mengajidan memunguti daun cengkih. sedangkan teman - teman saya sangat menyukai suara saya dan permainan gitar saya. sejak tampil pada acara pentas seni, salah satu guru kesenian pernah menangis, karena saya menyanyikan lagu Ayah secar Acoustik. kenapa Ibu guru itu menangis !!! iya ibu guru itu adalah mantan bos Ibu saya, Sejak Kakak pertama saya di SMP  Ibu guru itu sering meminta Ibu saya bekerja dirumahnya sebagi tukang cuci dan pekerjaan rumah lainya. dan Ibu guru itu sangat mengenal baik kehidupan dan keadaan keluarga saya. mungking Ibu guru itu sangat terkejut melihat saya yang dulu kecil yang tak lepas dari ingusnya, sekarang beliau melihat saya bermain gitar dan bernyanyi lagu ayah. akhirnya beberapa hari etelah itu,  tanpa sepengetahuan tiba - tiba saya dibawa oleh guru kesiswaan kerumah untuk menjemput Ibu. dan meinta pada hari itu juga saya dan Ibu harus ke Balaikota kantor Bupati. saya dan Ibu sangat terkejut ada apa gerangan, tak banyak cerita yang guru kesiswaan itu sampaikan, hanya memberikan sepucuk surat undangan buat saya dan Ibu.
karena kami tidak tahu kantor Bupati akhirnya saya diantar oleh salah seorang guru matematika. menjadi pengalaman pertama saya ke Kota setelah sekian lamanya sejak tahun 1995. padahal jaraknya dari desa hanya 41 Km. ditempuh dengan jarak tempuh 2 jam. sesampainya di halaman kantor bupati, saya dan ibu harus melalui beberapa tahapan pemeriksaan. hingga sampai pada ruangan yang cukup luas, kursi yang bagus, dan hiasan dinding yang bagus. Saya dan Ibu disuruh menunggu dikursi. tak lama datang dengan pakaian Dinas seorang pejabat dengan postur yang cukup, sedikit berkumis. dan beliau menyalami saya dan Ibu. lalu tak banyak pertanyaan yang bapak itu sampaikan, kami pun tak mau beertanya banyak karena takut dan segan kami hanya menjawab pertanyaan nama, alamat, pekerjaan orang tua. sudah hanya itu. mungkin karena beliau ssedang sibuk atau harus menerima tamu lain pada saat itu.
saya diberi amplop putih, dan kami pun terima dengan penuh keharuaan, beliau berpesan agar saya bersekolah yang semangat dan rajin belajar. sesampainya diluar kantor saya dan ibu diberitahu oleh Ibu guru matematika bahwa yang memberi amplop itu adalah Wakil Bupati. subhanalloh … sebuah keajaiban yang tak terduga, pagi tadi ibu sedang berjualan keliling RT saya cari - cari dan sekarang ini lah jawabnya saya dan ibu bertemu dengan wakil bupati.
sepulang dari kantor bupati saya membeli baju koko untuk yang pertama kalinya, karean hanya pada saat itulah saya mendapatkan rejeki yang cukup besar . Ibu memaksakan membeli baju koko karena saya akan mengikuti lomba MTQ di mesjid Besar. suatu kebanggan buat saya. lomba MTQ tidak dapat saya menangkan tapi saya bangga bisa mengikuti lomba itu, dari tadinya saya yang tak bisa mengaji sekarang saya mengikuti lomba MTQ.
saya memang anak yatim, oleh karena itu rejeki saya didapat dari orang -  orang dermawan.  singkat cerita sekolah SMP saya lancar karena bantuan dari pemerintah. saya semakin aktif meskipun saya tidak mempunyai peringkat kelas, tapi saya tutupi dengan keaktifan saya berorganisasi dan dalam bidang kesenian.
tahun 2006, saya lulus dari SMP. saya bingung harus bagaimana, Ibu saat itu terpaksa harus ke Tanggerang karena kakak perempuan saya melahirkan dan membutuhkan pendamping yaitu Ibu, sedangkan kakak laki - laki saya juga tidak dalam keadaan yang baik karena bekerja sebagai buruh kebun salak gajinya tak sampai 5 ratus ribu. atas keadaan itu, saya terpaksa mengurungkan niat saya untuk ke SMA. saya seperti orang stress saya iseng meminta formulir dan mengisi forulir pendaftaran tersebut. sedangkan dalam penyerahan formulir peraturanya mesti membayar dengan uang sejumlah 1,5 juta. hal yang sangat mustahil bagi saya dapat mempunyai uang sebesar itu. tapi saya nekat saya serahkan formulir tersebut dengan alasan bawha saya akan membayar begitu sudah memasuki masa Orientasi Siswa atau MOS. akhirnya atas Ijin Alloh, panitia penerimaan siswa baru percaya pada saya.
berkali - kali saya hubungi Ibu saya di Luar Kota agar berusaha mencari uang, tapi tak mampu, bahkan kakak saya sampai marah besar karena saya ngotot ingin ke SMA, saya pun mulai frustasi, akhirnya saya memutuskan untuk tidak melanjutkan. Masa Orientasi sudah dimulai sedangkan saya sedang berada di sungai sedang memancing, melampiaskan ke frustasian saya karena tidak dapat melanjutkan  ke SMA. hari kedua, ketiga,ke empat saya habiskan dengan bermain ketapel, enatahlah apa jadinya jika saya tidak masuk SMA. hari kamis sore akhirnya Ibu saya pulang dari kota, saya pun tak membahas Sekolah depan Ibu saya karena ibu sudah cukup lelah dengan segudang beban pikiran di kepalanya, saya mencoba menghibur dengan bernyanyi - nyanyi memperlihatkan sikap yang tegar dan tak ada masalah. tak lam teman saya yang sudah mengikuti MOS datang kerumah dan berpesan bahwa Ibu saya mesti ke Sekolah untuk memutuskan jadi atau tidaknya saya masuk SMA. Ibu terkejut dan heran karena tak menyangka saya nekat mendaftarkan ke SMA pada saat itu, Ibu tak banyak bicar hanya mengiyakan saja pesan dari teman saya itu. Jumat pagi ibu berangkat ke SMA ,tak banyak bicara dan saya pun berpikir Ibu sepertinya marah, haduuh saya takut akhirnya pagi itu juga saya kabur dan memilih main di kebun teh untuk bermain ketapel. kira kira waktu menunjukan pukul 10 siang, jauh dari bawah sana terdengar suara yang mamnggil - manggil nama saya, saya pun mencari arah suara itu, dan terlihat bahwa itu adalah Ibu saya, saya pun takut dan berpikir pasti Ibu marah besar karena tak biasanya Ibu mencari saya hingga menyusul ke kebun, setelah saya menghampiri Ibu, ternyata Ibu membawa kabar bahwa, ” Kamu sore nanti ke sekolah nak, pake pelengkapan pramuka lengkap, karena akan ada perkemahan dalam rangkaian akhir dari masa Orientasi Siswa. betapa tekejutnya saya, lalu sepanjang jalan menuju rumah saya tanya sama Ibu, ” apa yang Ibu kataka pada pihak sekolah bu ! , Ibu menjawab, Pihak sekolah meminta uang minimal 2 ratus ribu, sisanya bias di cicil namun Ibu bilang saya hanya bawa 20 ribu, (bisa dibayangkan keadaan dikantor kepala sekolah saat itu, Ibu saya menangis dan tak tahu lagi apa yang harus dilakukannya melihat anaknya yang begitu menginginkan sekolah di SMA. Ibu bercerita bahwa, kedua kakak saya hanya sampai SMP dan niat saya begitu kuat ingin menjadi harapan terakhir buat Ibu  saya. akhirnya kemungkinan pihak sekolah tak kuasa melihat tangisan Ibu saya yang memohon - mohon agar saya diterima disekolah, dan Ibu saya pun berbicara pada kepala sekolah ” tolong terima anak saya, berapapun biayaynya kelak jika anak saya lulus, tahan saja Ijazahnya sebelum saya melunasi biaya selama 3 tahun” dan pihak sekolah pun memutuskan untuk menerima saya). saya pun bersekolah pada hari senin nya, pada masa - masa di awal masuk sekolah saya mesti beberapa kali menemui pihak TU untuk mengkonfirmasi keberadaan saya. dibawah pohon saya merenung bodohnya saya pada  waktu itu andai saja saya tidak iseng memasukan  formulir pendaftaran mungkin gak akan seperti ini. (saya  memang lama dalam keadaan serba kekurangan, akhirnya keadaan itu yang membuat saya tak percaya diri, mudah perasaan, gak enak hati sama orang, dan merasa bersalah apabila melihat sikap orang lain yang tidak menyenangkan  terhadap saya). ya pikiran itu muncul ketika saya mendapati sikap - sikap dari pihak sekolah atas keberadaan saya. saya pun merasa  malu telah membuat ibu mengemis - ngemis di depan banyak guru memohon agar saya diterima di sekolah ini, sedangkan saya bukanlah siswa yang pintar. akhirnya saya jalani kegiatan belajar dengan pikiran bersalah. (memang dapat saya rasakan bahasa tubuh para pihak sekolah yang tak menyukai saya karena saya belum membayar sepeser pun kepada sekolah) namun saya kuatkan hati sayang dengan mencoba rajin ke sekolah, dengan berperilaku baik. tak jarang saya sering terlambat masuk karena jarak dari desa sampai ke SMA menjadi 20 Km. itu artinya harus dua kali naik angkutan umum. SMA saya dibekali uang 4 Ribu rupiah, semua untuk ongkos saja PP. karena 2006 nilai mata uang semakin naik. saya sering lapar, tak jarang saya sering kena Maag karena seharian gak makan, akhirnya saya mencari akal dengan menunggu ajakan teman sekolah yang membawa motor, tak jarang pula teman pun tak mau mengajak saya. selama di SMA saya aktif bermain band sebagai vokalis dan sering tampi di berbagai event dan membuat nama saya dikenal se sekolah, ikut lomba  mendongeng tingkat kabupaten, dan perlombaan Band antar sekolah. hal itu sangat saya nikmati karena perlahan saya mulai belajar membuka pikiran saya yang sebelumnya terlalu lama diam di desa.
SMA kelas dua 2008. lagi - lagi Ibu jatuh sakit. sepertinya penyakit lama terulang kembali, namun bedanya dengan saat ini Ibu mendapatkan bantuan  Askes dari Pemerintah. dan langsung kakak saya bawa ke RSUD Kota. dan Ibu saya di vonis terkena Komplikasi, Liver, Maag, Usus dan Jantung yang membengkak serta turun peranakan. Subhanalloh … betapa terkejunya kami ya Alloh .. ingin rasanya menjerit kenapa, mesti seperti ini ya Alloh (gak sanggup saya menahan tangis ) .
Ibu saya memang sudah tak sadarkan diri, ketika saya melihat keadanya dirumah sakit saya melihat, “ tubuh ibu diliti dengan beberapa selang, dan tangan yang penuh dengan tusukan jarum infus, badan yang kurus nampak seperti tinggal tulang belulang, rambut rontok” saya dan kakak saya hanya mampu bereserah diri dan tak henti membacakan yasin setiap saat. keadaan prihatin ini ternyat berbeda jauh dengan pihak kakak Ibu saya yang tak ingin melihat ke rumah sakit dan lebih memilih ke sawah dari pada kerumah sakit menjenguk Ibu, sedangkan Ibu - ibu pengajian saya rombongan mendoakan dan menjenguk Ibu saya, sedangkan lagi - lagi pihak dari keluarga saya tak ada rasa empati dikitpun, meskipun keluarga saya orang berada.( kami pun tak pernah mengerti salah kami apa, apa yang bisa kami sombongkan dari kami, kami pun tak pernah mendapat hasil dari sawah dan kebun yang mereka tanam, kami keluarganya tapi perlakuanya  seperti bukan keluarga) dan pihak kami tak pernah memusiingkan hal itu Alloh maha melihat, nafas Ibu saya sempat di ujung tanduk, namun lagi - lagi Alloh SWT menunjukan kebesaranya. kali ini Ibu hany kurang lebih 2 bulan terbaring sakit, sedangkan penyakit kali ini lebih parah dari pada sakit pada saat saya SD kelas 6. mungkin karena dulu Ibu tidak dibawa kerumah sakit sedangkan sekarang terbantu karena mendapat Askes.
Alhamduliah Ibu Sehat kembali badanya beriisi kembali nampak sehat, selalu saya belikan Ibu buah - buahan jika saya mendapat uang dari bantu bantu bekerja di bengkel sepulang sekolah. di SMA tak beda jauh di SMP saya kesulitan dalam biaya sekolah. namun karen Ibu tak pernah lelah berdoa Alloh pun melancarkan sekolah saya, saya mendapat bantuan yang diberikan kepada saya karena jatah untuk siswa lain dicabut karena perilaku nakal nya.
2009, saya lulus dari SMA. disaat teman - teman sibuk mencari perguruan tinggi, saya lebih sibuk mencari pekerjaan, namun badan saya yang kecil hanya 155 CM, membuat saya sulit diterima. akhirnya saya mengaggur, dan kembali saya kerja serabutan sebagai mekanik di bengkel sehari saya mendapat 40 ribu, saya kasih Ibu saya dan sisanya saya untuk pegangan. beberapa kali saya mernatau krkota - kota besar mulai dari Jakarta, Tangerang, Bekasi,  Bandung, Bogor hanya kerja serabutan ikut teman. memang sulit, tanpa ada yang bisa membawa saya masuk bekerja di pabrik- pabrik Industri di kota, akhirnya saya memutuskan kembali ke kampung mengidi hari demi hari dengan bertani dan kerja serabutan,sempat saya malu karena sering di ejek lulusan SMA tapi kerjanya bawa cangkul ke sawah. tapi saya niati dengan ikhlas. sempat hasil tani saya membuat saya mampu membeli sebuah handphone yang harganya 350 ribu. darihasil kerja keras saya sebagai petani. saya pun tak lama bekerja sebagai Pramuniaga mini market, pekerjaan itu sangat menguras tenaga dan otak, akhirnya saya hanya kuat sampai 6 bulan. kemudian saya bekerja di Depok . disana saya bekerja sebagai tukang menyapu Taman dan membersihkan peralatan Fitnes orang - orang kaya. saya kerjakan dengan ikhlas meskipun dengan gaji 700 ribu perbulan.
Handpone yang saya beli dari hasil bertani itu, masih awet. seringnya saya membuka Facebook, tak sengaja saya berkenalan denga seorang wanita yang Cantik, Dewasa, Berkerudung dan mempunyai suara yang khas. namun wanita itu sudah memiliki pasangan, dan dengan saya hanya sebatas teman biasa. sebetlunya perkenalan itu sudah sejak saya masih bekerja di Minimarket. lalu sebelum saya bekerja di Depok daya sudah sempat beretemu dia pada saat lebaran.
Wanita itu memang memiliki kesan pertama yang mengejutkan hati saya. tak pernah saya merasakan Jatuh Cinta sehebat ini sejak SD,SMP, SMA. dan dia pun sepertinya memberikan respon yang cukup membuat saya penasaran.
perasaaan itu kian terbawa - bawa kedalam keseharian saya, sedangakn jarak saya dengan dia terbentak lautan, daratam dan gunung, jauh beribu kilometer disana. pikiran itu semakin menjadi - jadi setelah saya lihat foto - foto dia dan saya yang sempat diabdaikan sewaktu bertemu di desa pada saat lebaran. seringnya berkomuniksai via sms dan telepon hamir setiap saat membuat saya dan dia sudah seperti layaknya sepsang kekasih yang saling memberikan perhatian dan ucapan kata penyemangat. hingga sampai pada saat keputusan dimana dia memutuskan hubungan dengan keksaih lamanya yang hampir 4 tahun dia jalani bersamanya. itu artinya kehadiran saya menghancurkan mimpi wanita dan kekasihnya itu.
setelah wanita itu memutuskan keksaihnya artinya saya harus memberikan satu keputusan yang konkret mengenai status hubungan saya dan wanita itu.
12 Desember 2012, saya berangkat dengan niat merantau di Pulau Sumatera tepatnya di Jambi. saya merantau karena perasaan merindu saya akan wanita ini. bermodalkan ongkos secukupnya, saya berpamitan kepada Ibu saya, dan Ibu saya pun merestui keputusan saya.13 Desember saya tiba di Kota Jambi, artinya saya hidup sendiri, jauh dari kakak saya, dan Ibu saya. saya menyewa sebuah kost yang cukup mahal 450 dan kasur 350, yang dibayar oleh wanita ini. karena saya tida membawa uang sepeserpun, kedatangan saya ke rumah wanita ini menghdirkan ke kagetan , tak jarang saya mendapat sambutan kurang baik dari pihak wanita ini. sedangkan setatus saya dan wanita ini adalah berpacaran.
saya pun sering melamun dan bingung melihat orang tua pacar yang tidak menyukai saya,  sedangkan bapak nya pacar saya tuh adalah teman dari almarhum bapak saya. tapi yang membuat saya heran sampai segitunya tak sedikitpun bapaknya bercerita tentang bapak saya pada waktu mereka masih muda. bahkan terkesan seolah olah tak mengakui hal itu, tapi saya maklumi melihat kehidupan orang tuan pacar yang berkecukupan dan mempunyai pekerjaan yang baik. saya selalu membayangkan jika almarhum Bapak saya masih hidup mungkin semuruan dengan bapak pcar saya saat ini.
diperantauan ini saya tetap seperti dulu. awalnya saya bekerja sebagai kenek bangunan, karena badandan ketahanan fisik saya yang gak kuat, saya hanya mampu bekerja selama 4 hari, setelah itu saya dimasukan ke kantor pacar saya sebagai karyawan konsultan. ditengah tekanan  dan berbagai gunjingan serta omongan -omongan yang menjustis saya sebagai orang tidak baik, saya terima dengan lapang dan untungnya pacar saya tidak gentar dan lebih percaya kepada saya. antara saya dan pacar berbeda 3 tahun dimana pacar saya lebih tua dibandingkan saya, dan merupakan anak pertama sedangkan saya anak terakhir.
saya diajarkan komputer, saya belajar mnghidupkan,mengetik, dan ditungtut berfikir kreatif, dan alhamdulilah saya dapat mengusasi administrasi perkantoran saat itu, meskipun gaji saya hanya 7 ratus ribu, saya syukuri, dan saya kerja lembur siang malam , melihat ada harapan saya memutuskan untuk mendaftar kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Jambi sebagai mahasiswa kelas karyawan.
Wanita itu memang membawa perubahan besar dalam hidup saya, dari saya  si anak desa telah dibuka pikiran dan wawasan saya.
saat ini saya kuliah semster 3. dan saya dikenal sebagai mahasiswa rajin, beberpa mata kuliah saya raih dengan  nilai A, tak sedikti yang tidak menyukai saya karena saya memiliki banyak teman yang mayoritas sudah bekerja di pemerintahan sebagai PNS, dan lain - lain, tak pernah menyangka saya bisa melanjutkan Kuliah, oleh karena itu saya akan tetap brjuang demi cita - cita saya.
saya berhenti bekerja, dan saat ini kehidupan saya memang belum mapan dan suksesm, saya sehari - hari saya bekerja freeland , dan serabutan, berjulan pulsa, dan mengerjakan tugas - tugas mahasiswa lain yang bias memberi saya upah, hingga pada sampai hari ini tanggal 30 maret 2013 saya tinggal dirumah teman kuliah saya yang dipinjamkan secara cuma - cuma kepada saya asalkan saya mau merawatnya.  kerja keras saya dan pacar saya menjadikan kekuatan bagi kehidupan saya dan pacar saya. saya yang dulu bekal sekolah 300 perak, 900 perak, 2000 perak, 4000 perak dan SMA 5000 perak, pacar saya membuka pikiran saya dengan bekerja kerasa bersama, saya sudah bisa memberi pada Ibu yang saya sisihkan untuk Ibu saya, membeli sebuah leptop, BB, untuk kelancaran pekerjaan saya, TV 14 in, Printer, kipas angin, dispenser, kasur, dan perabotan rumah tangga, tak lupa hoby yang sempat tertunda mengoleksi Ikan cupang Hias,  meskipun tak seberapa tapi buat saya fasilitas ini adalah sesuatu yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya, semoga saya sehat, dan lancar dalam rejeki karena Insya Alloh saya sedang mengmpulkan uang untuk Kuliah dan Tabungan Menikah Amiiin …. Ya Rabbal Alamin …
Ucapan terimaksih saya sampaikan pada :
1. Bapak Acep Mugni (Bapak Saya /Alm) semoga diterima amal ibadahnya Amiin ..
2. Ibu Sari Manah (Ibu Saya) sekarang sehat, masih berjualan, sederhana, ramah dan santun, mempunyai 3          cucu yang cantik  - cantik (Alifa Fajri Rizkia, Andi Nur Anggun Lestari Pettalolo, Andi Rauhanil Jannah,    dan satu jagoan Rayan Nafis Malika)  semoga cucu Ibu menjadi anak yang berguna dan baik.
3. Yuyus M Yusup (Kakak Pertama Saya) mempunay istri (Titi Suryati)
4. Ela Nurhayati (Kakak kedua Saya) mempunyai suami (Alaudin Pettalolo)
5. Abah (Bapak Tiri Saya) sekarng udah seperti bapak sendiri atas bimbingan Ibu
6. H. Dedy Mulyadi, SH (Wakil Bupati Purwakarta) yang pernah memberi bantuan sewaktu saya di SMP  sekarang ( Bupati Purwakarta 2 Periode) merupakan Bupati yang dicintai warga Purwakarta.
7.Rd. Ibu Dewi Mustika (guru yang merekomendasikan saya pada anggota dprd Purwakarta Bu Hj. Ida Mardian dan diteruskan ke Bapak Dedy Mulyadi (Wabup)
8. Ibu Iis Ismayanti (Guru yang mengantar ke Balaikota)
9. Uda Herman (Sespuh Wanyasa yang sering memberi santunan kepada saya)
terimakasih juga saya sampaikan pada :
1. RSUD Bayu Asih Purwakarta (yang telah menyelamatkan Ibu saya atas kebesaran Alloh)
2. Puskesmas Wanayasa
3. Pemerintah Desa Pusakamulya  (Kp. Legok Barong) kampung kelahiran saya
4. Pemerintah Desa Wanayasa. (keluarga Ibu saya)
5. PT. AASCO Jaya Konsultan (yang membuat saya bisa kuliah)
6. STIE Jambi (Kampus Saya) dan
Heri Suherman (bapak Pacar)
Ade Eem Ernawati (Ibu Pacar)
dan keluarga lainya ( sayangi saya, saya akan berusaha membahagiakan anak Bapak dan Ibu…aminn)
dan saya :
YAYANG INDRA YUNUS, (Pemilik kisah dan penulis) dan
RIA FITRIANY (Pacar saya).
Ya Alloh Ampuni Dosa - dosa kami, keluarga kami, guru - guru kami dan saudara -  saudara kami ..
sehatkan lah Orang tua kami, cucu, keponakan, anak kami, selamtkan , dan murahkanlah rejeki serta bimbinglah di jalanmu …
semoga yang telah membantu saya dan keluarga dibalas kebaikanya oleh Alloh SWT.
lancarkanlah upaya kami di Dunia ini selamtakanlah kami ya Alloh ..aminnn
mohon maaf apabila tulisan saya tida berkenan dihati pembaca ..  karena tulisan ini saya buat selama 5 jam dan tanpa preview kembali akan sangat banyak kesalah baik dalam kata maupun tulisan. dengan penuh kerendahan hati saya ucapakan terimakasih banyak
Wassalamualaikum  Wr. Wb.,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar